Cari Blog Ini

MANGAKU.WEB.ID

Senin, 30 Juli 2012

Because You're Mine chapter 1

Naruto milik Masashi
 This story is December Girl's mine

 Because You're Mine chapter 1

Pagi ini seperti biasa, seorang pemuda tampan dengan mobil ferrari biru donker. Rambutnya yang berwarna seperti mobilnya bergerak kesana-kemari karena tertiup angin. Bibirnya yang tipis dan seksi terlihat bergerak mengikuti musik yang mengalun melalui earphone yang kini tengah terpasang manis di telinganya. Sesekali jarinya mengetuk-ngetuk stir mobil.
'Eoryeodo apeun geon ttokgata. Sesangeul jal moreundago apeungeol moreujin anha'

Terdengar lagu 2AM mengalun dari Iphone apple miliknya. Dengan segera dia mengambil dan menjawab panggilan.
"hn, ada apa?" ucap si pemuda raven.
"KAU BILANG ADA APA,HE? YA TUHAN,SASUKE!! INI SUDAH JAM BERAPA? KENAPA KAU BELUM MENJEMPUTKU?!" Semprot orang yang ada di seberang.
'cih,selalu saja begini' gerutu pemuda yang di panggil sasuke dalam hati.
"Hei! Kau dengar tidak?!! Pokoknya kalau sampai aku telat, aku akan ngambek padamu! Berapa lama ya..?" ucap orang yang ada di seberang tampak berfikir.
"Berapa lama apanya,sakura?" jawab sang pemuda kalem.
"Aarrgh!! Sudah lupakan! Pokoknya kamu harus cepat datang! "
'Tut' setelah kalimat itu, orang yang di panggil sakura menutup telpon.
"Hh, dasar baka" gumam sasuke lalu mempercepat laju mobilnya.
'Tapi kau menyukainya bukan?' ejek inner gaje sang pemuda.
"Hn, berisik"



Sesampainya di Konoha High School..
Terlihat seorang pemuda tampan yang terlihat begitu sempurna keluar dari mobilnya. Selanjutnya dia berputar untuk membuka pintu sebelah, guna memberi jalan kepada gadis cantik yang kini tengah merajuk di dalam mobil.
'cekrek' pintu mobil terbuka.
"Ayo,keluar.. Kita sudah sampai" ucap si pemuda. Tapi sang gadis tetap bungkam dengan wajah yang di tekut. Dan itu malah membuatnya terlihat imut.
"Ayolah,sakura.. Bukankah kita tidak telat?"
"Tidak mau! Aku marah padamu,sasuke! Harusnya kau tahu itu!" teriak si gadis. Sasuke menghela nafas.
"Bukankah aku sudah minta maaf?" tanya sasuke.
"Kau fikir maaf cukup apa? Kau membuatku menunggu 20menit di pinggir jalan! Bisa kau bayangkan itu?" ucap sakura lirih. Hening.
"Aku takut,sasuke.. Hiks,mereka menggodaku terus.. Aku.." sakura mulai terisak. Melihat gadisnya menangis membuat hati sasuke mencelos.
"sakura.. " sasuke menyentuh bahu sakura yang bergetar.
"Gomen ne.. Aku tak akan mengulangnya.." ucap sasuke merengkuh tubuh mungil sakura.
"Sekarang, ayo kita masuk.." ucap sasuke lembut. Sakura mengangguk.
"Kyaaa! Sasuke-kun!!"
"Sakura-chan! Kau semakin cantik!"
Teriak sasusaku FC . Walaupun sasuke terlihat dingin tapi dia bisa jadi hangat di hadapan sakura. Begitu pula sakura, dia terlihat ceria dan tegar, tapi di mata sasuke dia begitu rapuh.


"Forehead!! Kenapa baru datang!" teriak gadis blonde yang mirip seperti barbie di ambang pintu kelas. Muncul perempatan di jidat lebar sakura.
"jangan panggil aku dengan sebutan itu! Dasar ino-pig!" sembur sakura. Setelah itu terjadilah aksi kejar-kejaran ala india (?)
"hoaam.. Perempuan itu memang merepotkan, bukan begitu sasuke?" keluh seorang pemuda nanas sambil menguap.
"hn, tapi mereka juga bisa menyejukkan di saat tertentu" ucap sasuke memandang lembut sakura yang tengah menjitak kepala ino sambil tertawa, sasuke tersenyum. Shikamaru tersenyum mengejek.
"wah,wah.. Ternyata sakura berhasil meluluhkan hati si pangeran es.." ejeknya.
"sialan kau,Nara.." ucap sasuke sambil memukul bahu shikamaru pelan.
"hoaamh.. Mendokusei.."

Di tengah jam pelajaran..
"ssstt.. Hei,jidat.." panggil ino yang duduk di belakang sakura. 'Tuing' muncul perempatan di kening sakura.
"sstt.. Jidaaaaat.. Kau dengar aku?" bisik ino sedikit lebih keras.
"Panggil aku sakura! Kau mengerti!" teriak sakura menoleh ke belakang. Ino sweatdrop.
"ehem, apa ada masalah nona Haruno?" tanya kakashi menatap horor putri semata wayangnya yang telah mengganggu ketenangan. Sakura menciut.
"eeh.. Eto.. Aya.. Eh, maksudku,sensei.. Tidak ada masalah,iya.. Hehe" ucap sakura salting sambil menggaruk kepalanya yang tidak gatal.
'hh.. Dasar ceroboh' batin 2 laki-laki bersamaan. 'Ngik' kakashi dan sasuke saling menatap tajam.
'kenapa kau mengikuti kata-kataku!' ucap kakashi melalui kontak batin.
'seharusnya aku yang bertanya pada sensei..' balas sasuke sengit. Dan muncul aliran listrik di antara mereka berdua, membuat suasana jadi mencekam.
"dasar bodoh.." ejek sakura melihat tingkah ayah dan kekasihnya yang tidak pernah akur.
'jleb' sakura menegang saat kakashi dan sasuke menatapnya dingin.
"eh.? Hehe.." sakura tertawa kikuk.


Pulang sekolah tampak sakura yang sedang mengemasi barangnya. Ino yang sudah selesai duluan  menghampiri.
“Hei,ji..” kata-kata ino terputus saat sakura mendeathglare dirinya. ‘gleg’
“hehe.. maksudku sakura..” ino cengengesan.
“ada apa?” Tanya sakura cemberut sambil melanjutkan aktivitas sebelumnya.
“shopping yuukk?! Kan sudah lama kita tidak walking-walking (?) , ya kan hinata,tenten?” Tanya ino berbinar-binar.
“hum!” jawab hinata dan tenten kompak. ‘sreekk’ sakura menutup resliting tas selempangnya,lalu mencangklong ke pundak kanannya. Sedangkan tiga sahabatnya sudah menatap penuh harap. Sakura berfikir.
“oke! Ayo kita-“
“pulang sekarang!” ucapan sasuke memotong perkataan sakura dengan wajah datar.
“apa-apaan kau ini hei,pantat ayam?!” protes tenten. ‘siiingg’ sasuke menatap tenten horror.
“tarik.kata-katamu.tadi.TENTEN” ucap sasuke penuh penekanan.
“ka-kalo tidak, me-memang kenapa?” Tanya hinata. Sasuke menyeringai.
"Kalo tidak aku akan membocorkan rahasia kalian." ucapnya.
"oh, jadi tuan uchiha yang terkenal dingin sekarang bermulut lebar ya?" ejek ino.
"apa kau bilang? Coba ulangi lagi,yamanaka!" geram sasuke.
"mu-lut-le-bar. Kau dengar? Ayo sakura, kita pergi!" ino menarik tangan sakura dan di ikuti 3sahabatnya yang lain. 'greb' sasuke menggenggam tangan kiri sakura yang nganggur.
"eh? Sa-sasuke?" ucap sakura kaget.
"sakura, sekarang.kau.pulang.dengan-"
"aku.." potong seseorang dari arah pintu. 5 murid yang ada di kelas terkejut dan menoleh cepat ke arah sumber suara.
"se-sensei?"
"ayah?"

 tbc.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar