Cari Blog Ini

MANGAKU.WEB.ID

Jumat, 08 November 2013

NIICHAN chapter 1


Angin malam berhembus  menggoyahkan dahan pohon dan semak-semak. Rumput ilalang menari dengan gemulai menebarkan bau daun kering yang khas. Tampak seorang gadis 15 tahunan tengah duduk di balkon kamarnya sambil menatap sendu langit malam yang kelam, tak ada bulan ataupun bintang satupun. Surai hitamnya bergerak lembut mengikuti arah hembusan angin.
“Malam sunyi ku impikanmu,
Kulukiskan kita bersama,
Namun s’lalu aku bertanya, adakah aku di mimpimu..
Di hatiku terukir namamu,
Cinta rindu beradu satu,
Namun s’lalu aku bertanya, adakah aku di hatimu..” ia menghentikan lantunan lagu dari bibirnya , sejenak ia menarik nafas  sebelum melanjutkan liriknya..
“Tlah ku nyanyikan alunan-alunan senduku
Tlah ku bisikkan cerita-cerita gelapku
Tlah kuabaikan mimpi-mimpi dan ambisiku
Tapi mengapa ku takkan bisa sentuh hatimu.. hiks” tiba-tiba ia terisak pelan, menundukan kepala dalam diam. Hanya isakan kecilnya yang terdengar, isakan yang menggambarkan betapa sakit hatinya sekarang. Patah hati.

***
Pukul 05.30 pagi
‘TOK TOK TOK’
“yuki!! Cepat bangun atau kau terlambat!” teriak seorang perempuan berusia sekitar 40 tahun di depan pintu kamar milik orang yang bernama yuki.
“engh.. iya kaasan! Aku sudah bangun dan menuju kamar mandi!” teriak yuki yang masih berkumul dengan selimut tebalnya, semenit kemudian matanya kembali tertutup.
‘BRAK’
“yuki! Cepat bangun!” teriak sang ibu setelah mendobrak pintu, ck ck mengerikan.
“ck, iya iya” yuki berdecak sebal lalu melangkah menuju kamar mandi.
“hah, dasar anak jaman sekarang” sang ibu geleng-geleng sambil melangkah keluar.
20 menit kemudian.
‘tap tap tap’
“hei.. pelanlah sedikit saat kau menuruni tangga, jangan sampai kau meruntuhkannya” keluh  sang ibu.
“hmmm” gumam yuki seenaknya.
“kakak, sopanlah sedikit” tegur anak berusia 9 tahun. Yuki hanya diam tak merespon, ia mengambil tempat duduk di samping anak tadi. Tangan kecilnya meraih dua lembar roti dan mengolesinya dengan selai coklat.
“hwaaa.. itu miyikku!” rengek gadis berusia 3tahun.
“ini milikku!” teriak anak berusia 5 tahun.
“hwaaa.. kaacan, lyu-niichan nakal!”
“ssstt.. diamlah jiu.. ryu jangan mengambil bagian adikmu!” tegur sang ibu.
“ini milik ryu!” teriak ryu, bocah 5 tahun.
“sudah.. ini untuk jiu.. diam ya..” ucap anak berusia 9 tahun pada adik bungsunya, anak itu bernama kenichi. Tiba-tiba ryu merebut piring kenichi dan menaruh piringnya di depan jiu.
“ini, aku kembalikan milikmu!” celetuk ryu.
“hwaaaa.. lyu-niichan nakal!”
“huft..” yuki menghela nafas bosan.
‘selalu saja berisik. Aku lebih memilih mempunyai seorang kakak laki-laki daripada adik seperti mereka’ ucap yuki dalam hati. Di raihnya segelas susu di depannya.
‘sreek’ suara kursi bergeser.
“kaasan, aku berangkat” ucap yuki melangkah keluar.
“ya hati-hati!”
“hmm”


Di jalan...
“hah.. hari yang cerah..” ucap yuki sambil berjalan malas menuju sekolah. Tanpa sengaja ia melihat seorang anak kecil tengah di gandeng oleh kakak laki-lakinya. Yuki tersenyum kecut.
‘enak sekali anak itu. Andai saja aku yang di gandeng. ’ batinnya iri.
***
Pagi yang cerah. Orang-orang berlalu-lalang menjalankan aktivitas mereka. Begitu pula dengan yuki yang sedang mencuci piring dengan wajah yang di tekuk.
“cuci dengan hati-hati dan penuh perasaan” canda sang ibu.
“iya ma’am..” yuki memutar bola mata bosan.
 ‘huh, harusnya di hari minggu seperti ini aku bisa tidur sepuasnya’ gerutu yuki dalam hati.
“ya sudah.. ibu dan adik-adikmu mau menjemput tousan di stasiun. Dan mungkin kami akan pulang sore” ucap sang ibu sambil merapikan baju jiu yang ada di gendongannya. Yuki menoleh.
“apa? Tousan pulang hari ini?” tanya yuki senang.
“iya.. yasudah, kami berangkat” pamit sang ibu keluar rumah bersama para adik.
“aku kangen tousan.. sudah 1 bulaan keluar kota. Hah, semoga membawa oleh-oleh banyak atau kalo bisa membawa kakak baru untukku” celetuk yuki sambil cengengesan.
Tidak lama kemudian..
“hahh.. selesai!” teriak yuki sambil mengelap tangannya dengan serbet. Ia membuka kulkas dan mengambil sekotak jus strawberry, minuman favoritnya. Setelah itu ia melangkah menuju ruang Tv.

‘Arukitsugarete tohou ni kureta
Akarui mirai e sensei wa iu kedo
Docchi ni aruitara hikari wa sasu kana?
Tori aezu wakaranai kedo, ikouze’
Tiba-tiba ponsel yuki berbunyi, mengalunkan lagu dari dish yang berjudul i can hear. Yuki meraih ponselnya yang ada di atas meja.
‘pip’
“moshi-moshi.. ada apa?” tanya yuki cuek.
“apa? Hmmm.. baiklah aku keluar” setelah mengucapkan itu, ia menutup panggilan dan melangkah keluar.
‘cekreek’ pintu terbuka.
“hehehe.. hai yuki..” sapa seorang gadis manis berambut sedikit bergelombang.
“hn, maaf tidak menerima sumbangan” canda yuki membuat sahabatnya merengut kesal.
“oh, terimakasih!”
“ahaahaaha.. ayo masuk” ajak yuki.
“um.. tumben sepi, mana adikmu?”
“maksudmu ADIK-ADIKKU?” tanya yuki penuh penekanan.
“ahaha.. iya-iya maaf”
“ Mereka keluar dengan kaasan. Ngomong-ngomong kau mau apa kemari hikari?” tanya yuki heran.
“main, tidak boleh?” hikari merengut lagi.
“tidak”
“ya sudah aku pulang” melangkah keluar, tapi di tahan yuki.
“bercanda,baka. Hei aku belum mandi” ucap yuki.
“hah... aku tidak terkejut. Bahkan jika kau tidak mandi selama satu haripun” cibir hikari.
“hehe.. yasudah aku mandi dulu. Dan jangan minum jusku!” ucap yuki tajam saat hikari hendak meminum jus yuki.
“huh, pelit” keluh hikari.
“ambil sendiri di kulkas” perintah yuki sembari berjalan menuju kamarnya.
“iya,nyonya”

Di suatu jalan yang teduh akan pepohonan, terlihat dua orang gadis tengah menaiki sepeda dengan berboncengan.
“hei, kita mau kemana sih?” tanya gadis yang menaiki sepeda.
“kemana saja boleh, asal denganmu..” ucap gadis ke dua dengan manja.
“oh great.. hentikan itu, aku masih normal baka” ucap gadis pertama.
“hehe.. ayo ke taman..” ujar hikari, gadis ke dua.
“hn, tidak buruk” jawab yuki sambil mempercepat kayuhannya.
“kyaaaa! Pelan-pelan baka!” teriak hikari dan mendapat respon seringaian dari yuki.
10 menit kemudian..
‘ckiit’ suara rem beradu dengan roda.
“turun” ucap yuki.
“hm? Sudah sampai ya?” tanya hikari, yuki memutar bola mata bosan.
“hn.. cepat turun” lalu hikari turun dan melangkah menuju bangku yang ada di bawah pohon rindang. Taman sedang sepi, hanya terdapat beberapa orang yang terlihat.
‘bruuk’
Hikari menghempaskan bokongnya di permukaan bangku kayu yang keras.
“aduh.. ini sakit..” keluhnya sambil mengelus bokongnya yang terasa sedikit nyeri.
“dasar baka.. haahh.. damai ya..” gumam yuki yang duduk di samping hikari, matanya terpejam sambil menikmati hembusan angin yang menerpa wajahnya.
“yahh.. begitulah..” ucap hikari bersandar pada bahu yuki, iris hitamnya menatap awan putih yang berarak mengikuti angin.
“yuki..”
“hmm..”
“aku patah hati..”
“hmm...”
“...”
“eh?! Apaa?!”  yuki membuka matanya dengan ekspresi  terkejut .
“heee.. dia menyukai temanku..” ucap hikari sambil tersenyum lebar, tapi di mata yuki itu adalah senyuman yang menyedihkan. Yuki menghela nafas, tangannya meraih tangan hikari dan menggenggamnya.
“sudahlah.. laki-laki bukan hanya dia.. “ ucap yuki sambil menatap langit biru.
“yahh.. pada kenyataannya jumlah perempuan lebih banyak dari laki-laki” gumam hikari lirih. Yuki menoleh ke arah hikari sambil menaikkan sebelah alisnya.
“he? Maksudmu?” tanya yuki tak mengerti.
“aku takut tidak kebagian laki-laki..” ucap hikari mewek dengan mata berkaca-kaca. Jika ini anime, maka akan keluar keringat besar di kepala yuki atau biasa di sebut sweatdrop.
“hahhh.. kau itu.. aku yakin kita semua pasti sudah di takdirkan punya pasangan masing-masing, cepat atau lambat pasti bertemu..” ucap yuki sok bijak.
“hehehehe.. lalu apa kau masih menyukai ryuzaki?” goda hikari, sekilas wajah yuki merona.
“hei! Apa hubungannya dengan dia? Sudah aku tak ingin membahas dia lagi..” yuki mengalihkan wajahnya.
“tu kan~~ kau masih menyukai dia.. melupakan orang yang berharga itu tidak mudah” gantian hikari yang menggurui.
“yah.. ku akui itu memang tidak mudah, sebenarnya ryuzaki juga tidak menyukaiku” ucap yuki sambil menunduk.
“apa?!!!” kini giliran hikari yang kaget.
“haaahhh.. andai aku punya aniki yang baik, tampan dan pintar. Aku pasti tidak begitu peduli dengan cinta. Ada tidak ya tempat untuk menukar adik-adikku yang berisik dengan seorang aniki “ keluh yuki sambil bersandar pada bangku. Hikari menatap keki.
“kau benar-benar terobsebsi pada aniki” cibir hikari.
“ya.. aku iri setiap kali mendengar temanku yang punya kakak” lirihnya. Hikari menghela nafas.
“sudahlah.. syukuri yang kau punya..” ujar hikari.
“..”
“mau ice cream?” tawar hikari. Yuki menoleh ke arah tukang ice cream.
“hm.. asal kau yang bayar.. sebagai ganti jus jeruk yang kau ambil dari kulkas “ ucap yuki enteng.
‘nyut’ mencul perempatan di kening hikari.
“dasar.. kau benar-benar pelit!” teriak hikari.
“hn, pelit pangkal kaya” Yuki mengedikkan bahunya dan berkata dengan santai.
“zzz.. teme!”
“heeh.. dobe” karena jengkel akhirnya hikari berjalan menuju stan ice cream sambil menghentak-hentakan kakinya.
“kekeke..” yuki menyeringai penuh kemenangan.
Pukul 16.00
“trimakasih untuk hari ini” ucap yuki di depan pintu.
“hn, tak masalah.. hehe” hikari menggaruk kepalanya yang tidak gatal.
“baiklah aku pulang.. jaa” ucap hikari sambil melambaikan tangan, lalu pergi dengan sepedanya. Yuki tersenyum sambil menggeleng pelan.
“dasar..” gumamnya. Ia memasukkan kunci lalu memutarnya.
‘cekreek’ pintu terbuka.
“kenapa mereka belum pulang sampai sekarang” celetuk yuki sambil menatap jam dinding.
‘kriiing’ tiba-tiba telfon rumah berbunyi, dengan malas ia menggeret kakinya menuju ke meja dimana benda itu berada.
‘cekreek’
“moshi-moshi.. kediaman Takashi di sini..” ucap yuki sopan.
“iya...” yuki kembali menatap jam dinding, entah kenapa perasaannya menjadi gelisah.
‘deg’
“a-apa? Ke-kecelakaan??!” teriak yuki tak percaya.
“wa-wakatta..”
‘tut..  cekreek’ yuki menutup telfon.
‘brukk’
“hiks.. tidak mungkin.. “ isaknya sambil menelungkupkan wajah di antara kaki yang di tekuk.

Tbc.

hahaha, satu lagi cerita gaje dari saya :D

add me on fb Lala Yoichi
follow me @seriussuka :D

Tidak ada komentar:

Posting Komentar