Cari Blog Ini

MANGAKU.WEB.ID

Rabu, 14 November 2012

I Love You Otouto, But Aisitheru Onee-chan.. Chapter 2: bad behavior



Senin, 19 April 2010
“awaaass!!”
“kyaaaa!!” teriak para pejalan kaki.
“hehh.. dasar, selalu saja membuat keributan di pagi hari..” gerutu seorang kakek pemilik kedai bakso.
“haha, sudahlah... diakan begitu karena takut terlambat..” ucap nenek yang ada di samping kakek.
“dan hampir setiap hari dia telat..” balas sang kakek sinis.
“mungkin dia sedang ada masalah..?” bela sang nenek.
“huh, sudahlah...” sang kakek kembali memasuki kedai.
***

“aa...! aku bisa telat kalau begini..” gerutu ayaka, seorang siswi dari  salah satu SMP favourite di Indonesia. Dia merupakan keturunan jepang dari ayahnya yang bernama Rie Daiki, sedangkan ibu warga pribumi. Karena pekerjaan sang ayahnyalah dia pindah ke indonesia sejak umur 9 tahun. Ayaka mengayuh sepeda mininya lebih cepat. Keringat mengalir dari pelipisnya dan matanya memincing hingga terlihat seperti goresan garis melengkung.
“gawat,gawat,gawat..” dia segera menuntun sepedanya menuju tempat penitipan sepeda, sebenarnya jarak rumah dan halte dekat.
“paman, aku titip sepeda..” setelah mengucapkan itu dia segera berlari menuju halte.
“hosh,hosh.... semoga tidak telat” gumamnya sambil terengah-engah. Setelah sampai di halte dia terlihat begitu gelisah karena jam halte sudah menunjukkan pukul 06.40 padahal sekolah masuk jam 06.50 . Gadis berambut coklat sebahu itupun terlihat mondar-mandir.
“bagaimana ini, bagaimana ini..” tidak lama kemudian bis datang. Segera dia menaiki bis tersebut.
‘ciiitt.. gssss’ bis melaju meninggalkan halte, di dalam bis ayaka terlihat begitu gelisah. Kakinya tak berhenti mengetuk-ngetuk lantai bis, pandangannya beralih menuju jendela.
‘langit yang bagus’ ucap ayaka dalam hati sambil tersenyum. Namun tiba-tiba muncul wajah chris.
‘eh? A-apa-apaan ini’ ucap ayaka dalam hati sambil menggeleng-gelengkan kepala.
‘ciiiitttt...’ bis berhenti menandakan sudah sampai di pemberhentian. Ayaka bangkit dari duduknya dan segera turun  dari bis. Setelah itu dia kembali berlari menuju sekolahnya yang berjarak 20 meter didepannya.
‘sedikit lagiiii.. ayo, semangat!’ batin ayaka. Dan....
“yeeeee! Berhasil!” teriak ayaka senang saat memasuki gerbang.
“ehem,nona Rie..” panggil seseorang dari arah samping.
‘gleg’ ayaka menelan ludah dan menoleh ke arah pemilik suara horor. Dan terlihatlah sesosok guru PB dan barisan murid terlambat.
“sudah berapa kali kamu terlambat?” tanya si guru.
“baru 3 kali,pak... hehe” ayaka tersenyum kikuk.
“baru 3 kau bilang?!” geram si guru. Ayaka menunduk.
“maaf..” gumam ayaka.
“hukuman untukmu membersihkan halaman belakang sekarang juga!” perintah si guru.
“hai’ “ ayaka segera menuju halaman belakang.
“dan untuk kalian, bersihkan toilet dari lantai 1-3 cepat!” dengan cepat para murid berlari menuju tempat hukuman.
“huft.. memalukan.. mencoreng nama baik sekolah saja..” gerutu sang guru melangkah pergi.
***
Di halaman belakang sekolah..
“huh.. apa-apaan ini, daunnya tidak berkuraaaang!” gerutu ayaka karena daun-daun terus berjatuhan terbawa angin.
“kapan selesainya.. huftt..” ayaka menghela nafas lalu duduk di bawah pohon yang rindang sambil melihat langit pagi yang cerah. Sudut bibirnya terangkat.
“indah.. “ gumam ayaka, dia memang sangat menyukai langit biru dan ketakutan saat langit mendung. Mata ayaka beralih ke arah siswa yang sedang berjalan di koridor kelas. Alangkah terkejut, senang, dan berdebar-debar  hati ayaka.
‘chris...’ ucap ayaka dalam hati. Pandangannya tak lepas dari sosok itu dan senyumnya masih setia tertempel dibibirnya, walaupun sosok chris sudah menghilang di tikungan. Dengan segera ayaka bangkit dan mengambil sapu.
“ayaka ayo semangaaaaatt!” teriaknya sambil mengangkat sapu ke atas.
“ehem, sudah selesai?” tanya guru BP yang tiba-tiba muncul.
“kyaa! Belum!” dengan segera ayaka menyapu lagi.
***
Jam ke-3..
“jadi yang ini caranya bagaimana?” tanya ayaka pada osie yang lebih pintar darinya
“gunakan rumus yang seperti tadi..” jawab osie.
“oke!” ayaka kembali pada bangkunya di samping osie.
“hei, bagaimana caranya?” tanya vivian pada ayaka.
“katanya gunakan rumus yang sama seperti no.1” jawab ayaka sambil duduk. Lalu merekapun mengerjakan bersama.

‘teeeeet’ bel istirahat berbunyi.
“yeeeeee!” seru para murid.
“baiklah anak-anak, kita lanjutkan nanti..” ucap sang guru fisika,setelah guru keluar barulah sang murid mengikuti.
“makan gak?” tanya vivian.
“bakso?” tawar ayaka yang gemar akan bola daging itu.
“mm.. oke! Tapi traktir ya?” osie menjulurkan lidah.
“ya sudah... ayoo!” jawab ayaka malas. Osie dan vivian cekikikan.
“kita bercanda kok..” ucap vivian merangkul ayaka.
“tapi aku serius..” ucap ayaka polos. Osie terkekeh lagi.
“sudah-sudah, ayo!” ajak osie sambil menggeret ayaka keluar.
“eh?” vivian berhenti saat ayaka berhenti berjalan.
“ada apa?”  tanya osie. Sedangkan ayaka hanya tertegun menatap cowok yang sedang berdiri di balkon depan kelas.
“ ayaka? Hello?” vivian melambai-lambaikan tangannya di depan wajah ayaka. Dan tiba-tiba chris melirik ke ayaka.
“eh?” ayaka terlonjat kaget dan pipinya memerah karena malu.
“a-ayo..” ayaka gelagapan sambil berjalan mendahului.
“kenapa anak itu?” tanya vivian heran.
“kurasa karena itu..” osie menggerakan dagunya ke arah chris berada.
“aaaa... aku mengerti..” ucap vivian mengikuti ayaka di belakang.
***



Tidak ada komentar:

Posting Komentar