Cari Blog Ini

MANGAKU.WEB.ID

Jumat, 19 April 2013

Good-bye Days, a naruto fanfic (naruto milik masashi kishimoto)



Pagi yang cerah, sama seperti hari-hari sebelumnya. Aku melangkahkan kaki pelan, menikmati sapaan angin pagi yang membelai pipiku lembut,sejuk. Sebelumnya biar aku memperkenalkan diri, namaku Haruno Sakura dan umurku 14 tahun. Orang-orang biasa memanggilku pinky, yah itu semua karena warna rambutku yang berwarna merah muda. Bingung? Aku juga tidak tahu, dari lahir memang sudah begini. Ha, selain rambut, aku juga memiliki sepasang mata berwarna hijau cerah seperti batu emerald. Oh ya, selain
pinky aku juga punya panggilan sayang dari pemuda di depanku, yaitu..
“ck, bisa kau lebih cepat, jidat. Kita bisa telat.” ucap seorang pemuda yang kini ada di hadapanku dengan tatapannya yang terkesan dingin, tapi itulah yang menjadi salah satu daya tariknya.
“iya,iya.. tuan pantat ayam!” jawabku kesal dan mempercepat langkahku, diapun kembali menghadap ke depan, sedangkan aku menatap lirih punggunggnya. Uchiha sasuke, siapa yang tidak mengenal dia. Hampir seluruh orang di konoha mengenalnya, pemuda tampan dengan sejuta pesona, kaya dan juga jenius. Hampir seluruh gadis menjadi gila karenanya, bahkan beberapa dari mereka mendirikan fans club untuknya, terdengar berlebihan memang, tapi itulah kenyataannya. Bahkan.. akupun salah satu dari mereka, walaupun aku hanya bisa memendam perasaanku ini, ingin tahu kenapa? Karena aku tak ingin merusak persahabatan yang sudah kami jalin sejak SD, hanya karena keegoisanku. Yah, kami sudah berteman sejak kecil, sejak dia pindah dari desa Suna. Awalnya aku berfikir dia itu seperti pangeran es, karena sifatnya yang kelewat dingin. Tapi aku beruntung, walaupun dia dingin, suka memerintah daripada meminta dan kadang sangaaat menyebalkan, tapi dia peduli padaku. Dia.. selalu ada untukku, itulah sebabnya rasa ini kian hari kian tumbuh.
‘tuk’
“aww, sss..” aku meringis saat sesuatu menyentil dahiku yang ya agak lebar, agak ya bukan lebar :/
“perhatikan langkahmu” ucap sasuke datar.
“iya,iya! tapi Kau tak perlukan menyentilku?!” protesku.
“kau melamun”
“tidak”
“hn, ayo masuk”
Setelah itu kami memasuki gerbang Konoha Senior High School. Yah, sekali lagi aku beruntung bisa masuk sekolah elit ini dengan nilai pas-pasan bahkan sekarang kami sudah kelas tiga, ingat pas-pasan, jadi aku tidak begitu bodohkan?  -_-
“pagi sasuke-kun!”
“kyaa! Sasuke tampan!”
“i luph uuuu”
Fiuh, aku bosan mendengar ini setiap pagi. Saat aku melirik sasuke, wajahnya masih terlihat datar. Dasar, terkadang rasanya ingin sekali aku menjambak rambut pantat ayamnya saking gemas dengan sikapnya.
“sakura..”
“eh?! I-iya?” tanyaku gelagapan saat ketahuan.
“jangan menatapku seperti itu lagi, kau membuatku..” aku menatap mata onyx sasuke dengan intens.
“ah, lupakan..” aku melongo saat tiba-tiba dia memutuskan untuk pergi, tapi hal yang membuatku janggal adalah.. entah ini benar atau hanya ilusi tapi yang tertangkap oleh emeraldku adalah semburat merah tipis di pipi pucatnya. Sasuke tersipu malu saat aku memandangnya?? wooooww :o
                                                                                          ***
Hari ini hujan turun, mewakili emeraldku yang sudah kehabisan air mata. Rasanya begitu.. hampa. Dan semakin terluka saat melihat tou-san menangis, karena tou-san bukanlah orang yang mudah menangis dalam keadaan sesulit apapun. Tapi dalam keadaan ini, aku tak akan menyalahkannya karena dia terlihat begitu rapuh sekarang. Sama halnya sepertiku..
“sakura...” terdengar suara lirih dari pemuda yang menjadi pujaankun selama ini.
“masih ada kami.. masih ada aku..” bisiknya sambil mendekapku lembut.
“hiks..” dan tak lama air mataku kembali mengalir bercampur dengan derasnya hujan. Hari ini, hari yang paling tak ingin ku lewati. Hari dimana saat kaa-san meninggalkanku, meninggalkan kami untuk selamanya.
“hiks..” aku tak bisa, aku tak bisa menghentikan air mata ini. Oh Tuhan, Aku hanya bisa menangis di dekapan sasuke dan mencengkram erat kemeja hitamnya.
                                                                                          ***
Satu bulan setelah kepergian kaa-san, aku menjadi pribadi yang lebih pendiam. Tapi sasuke selalu menemaniku. Dan kembali membawa senyumku.
“hiks..” aku menelungkupkan wajahku pada lipatan lututku, entah kenapa tiba-tiba rasa sesak memenuhi hatiku setiap kali mengingat wajah sasuke, aku.. sampai kapan aku bertahan dengan perasaan ini. Sasuke.. andai kau tahu perasaanku selama ini, akankah kau membenciku?
                                                                                          ***
 ‘28 Maret’
Itulah yang terlihat pada kalender hari ini.
“huft...” aku menghela nafas, aku teringgat setiap tanggal ini pasti kaa-san memberiku kejutan, tapi tidak untuk saat ini dan juga seterusnya.
“sakura..” panggil tou-san yang baru saja membuka pintu kamarku.
“iya?”
“sasuke sudah menunggumu di luar”
“baiklah, aku akan segera turun,yah” aku segera mengemasi buku-buku ke dalam tas.
“oh ya sakura..”
“hn?” aku menoleh menatap tou-san.
“otanjoubi omedetou..” ucap ayah sambil tersenyum padaku, lalu pergi. Entah kenapa, tiba-tiba perasaan hangat menjalar ke hatiku.
“arigatou.. gozaimasu..” gumamku pelan dan senyum tipis. Setelah itu aku turun untuk menemui sasuke, dan saat keluar rumah dia sudah berdiri sambil bersandar pada tiang lampu yang ada di pinggir jalan, terlihat dari raut wajahnya yang ditekuk, sudah pastinya dia menunggu lama.
“hehe.. gomen ne” aku tersenyum lebar sambil menggaruk kepalaku yang tidak gatal.
“hn,ayo jalan,jidat” diapun seperti biasa berjalan lebih dulu di depanku.
“sasuke..” panggilku.
“hn..” jawabnya dan terus melangkah.
“apa kau lupa ini hari apa?” tanyaku.
“rabu..”
“bukan ituuu... huh, apa kau tak ingin mengucapkan sesuatu padaku?” rajukku. Sasuke menghentikan langkahnya dan akupun ikut berhenti.
“sesuatu?” tanyanya sambil menoleh.
“hmmm.. kau lupa ini tanggal berapa?” tanyaku lagi, ku lihat sasuke terdiam sejenak.
“28.. maret” ucapnya datar, dan detik berikutnya tampak keterkejutan dalam onyx’nya walau sekilas. Aku memanyunkan bibir.
“kau pasti lupakan? Pasti kau tak menyiapkan apa-apa untukku..” aku pura-pura marah dan memalingkan muka.
“ck, siapa bilang.. aku punya sesuatu untukmu”
“benarkah?” tanyaku sumringah.
“hn, mendekatlah kemari” ucapnya sambil memberi isyarat agar aku mendekat, dan dengan senang aku berlari ke arahnya. Baru saja aku berdiri di hadapannya, tiba-tiba sesuatu membuatku terkejut.
‘cup’ sebuah ciuman singkat mendarat dipipiku.
“happy birthday, haruno sakura” ucapnya sambil tersenyum lembut. Dan saat ini perasaanku melayang, benar-benar seperti mimpi. Oh, jika ini mimpi.. tolong jangan bangunkan aku. >o<
“hei, ayo berangkat” ucapnya sambil menggandeng tanganku. Akupun hanya bisa mengikuti langkahnya dengan kepala menunduk untuk menyembunyikan wajahku yang pasti sangat merah seperti tomat, buah kesukaan sasuke. Terimakasih Tuhan.
                                                                                          ***
Siang ini suasana sekolah begitu riuh, terlihat banyak murid yang terlihat bahagia bahkan sampai menangis. Bagaimana tidak, bagaimana perasaanmu saat sekolahmu dinyatakan lulus 100%? Bukankah itu kabar yang begitu menggembirakan? Yah, aku gembira.. tapi aku juga sedih saat ini.. dan di sinilah aku sekarang, taman sekolah.
“sakura..” aku menoleh.
“ino..” ino tersenyum dan duduk di sebelahku. Dia adalah salah satu orang terdekat selain sasuke dan ayah. Manik aquamarine’nya memandang teduh ke arah sasuke yang kini tengah bergerombol dengan teman-teman sekelasnya.
“tak berniat mengungkapkannya?” tanya gadis cantik bak boneka barbie itu, aku menunduk.
“apa maksudmu?” tanyaku pura-pura tidak tahu, walaupun sebenarnya aku tahu pasti apa maksud kata-kata ino.
“jangan pura-pura tidak tahu” ucapnya sambil menatap awan putih. Yah, dia memang sangat mengertiku.
“bukankah.. sebentar lagi sasuke akan pindah ke suna?” tanya ino. Hah, terimakasih sudah mengingatkan aku tentang ini, ino.
“hn..” gumamku ambigu. Ino menoleh menatapku.
“kita sudah sering membahas ini sebelumnya, dan inilah saatnya sakura.”
“aku tahu,ino.. beri aku waktu..”
“waktumu hampir habis,sakura.. jangan sampai kau menyesal” ucap ino meninggalkanku. Aku mencengkram erat rokku.
“haruskah..”
                                                                           ***
“sasuke, tolong angkat itu ke mobil!” teriak seorang pemuda tampan yang mirip dengan sasuke, hanya saja dia lebih dewasa dan rambutnya yang di kuncir kuda, kak itachi.
“hn” terlihat sasuke mulai mengangkati kardus ke mobil.
“nak sakura?” aku tersentak ketika suara lembut bibi mikoto mengagetkanku.
“bi-bibi?”
“ahaha, maaf.. sepertinya bibi mengagetkanmu. Oh ya, kau ingin bertemu sasuke?” tanya bibi mikoto padaku. Aku mengangguk.
“baiklah, bibi panggilkan. Sasuke!! Ada sakura mencarimu!!” teriak bibi. Sasuke menoleh dan bergumam ‘hn’. Detik berikutnya dia mengajakku ke halaman belakang. Hening, kami hanya terdiam sambil duduk di bawah pohon sakura.
“jadi.. kau akan pergi hari ini?”
“hn”
“ahaha.. bahkan di saat seperti inipun kau masih seperti itu” aku tertawa.. lirih. Lalu, akupun berhenti tertawa sambil menundukan kepala.
‘haruskah?’ tanyaku dalam hati.
“sas, ada hal yang ingin ku katakan padamu” aku menarik nafas dan memasangkan sebelah earphone’ku padanya.
“dengarkan ini..” pintaku.

Dakara ima ai ni yuku sou kimetanda
Poketto no kono kyoku okimi ni kikasetai
Sotto boryuumu o agete, tashikamete mita yo
(ada alasannya mengapa sekarang aku memutuskan untuk menemuimu
Aku ingin memperdengarkan padamu sepotong lagu dalam saku ku ini
Sambil pelan-pelan menaikkan suaranya untuk memastikan semua baik-baik saja)

Dan lagu goodbye days pun melantun di telinga kami, ku lihat sasuke bersender pada pohon sambil memejamkan mata. Hembusan angin memainkan anak rambutnya, dan itu membuatku semakin terpesona. ‘ku harap kau mengerti perasaanku dari lagu ini,sasuke’ pintaku dalam hati. Akupun bersandar pada sasuke dan ikut memejamkan mata.

Katahou no iyafon o kimi ni watasu
Yukkuri to nagarekomu, kono shunkan
Umaku aisete imasu ka?
Tama ni mayou kedo
(menyerahkan padamu salah satu sisi earphone-ku
Perlahan-lahan saat lagu mulai terdengar
(Akupun berfikir) apakah aku bisa mencintaimu dengan baik?
Dan sesekali aku merasa bimbang)

Oh goodbye days ima, kawari hajimeta
Mune no oku alright
Kakko yoku nai yasashisa ga soba ni aru kara
Lalalalala with you
(sekarang,hari perpisahan, segalanya mulai berubah
Tapi sesuatu dalam hatiku baik-baik saja
Terlarang tapi tetap berkesan
Saat aku bersamamu, sekarang)

Dakireba, kanashii omoi nante shitakunai
Demo yatte kuru desho?
Sono toki egao de “yeah hello my friend” nante sa ieta nara ii no ni
(kalau bisa aku tidak ingin bersedih, bagaimana tidak siapnya perasaanku
Tapi kau datangkan?
Waktu itu dengan tersenyum, (tak tahu) bagaimana aku akan mengatakan “hai,teman” dengan baik)

Onaji uta o kuchizusamu toki
Soba ni ite I wish
Kakko yoku nai yasashisa ni aete yokatta yo
Lalalalala goodbye days..
(saat menyenandungkan lagu yang sama
Aku berharap ada di sisimu
Hari perpisahan yang tidak menyenangkan
Tapi aku senang bertemu denganmu)

Saat lagu selesai, sasuke melepas earphone’ku. Aku membuka mata dan memandangnya.
“hn, lagu yang bagus” ucapnya sambil berdiri membelakangiku.
“aku harus berkemas..” mataku memanas ketika mendengar kalimat terakhirnya.
“haruskah.. haruskah kau pergi,sasuke?” tanyaku yang mulai menangis.
“hn”
“hiks.. kenapa.. kenapa kau harus pergi.. sebenarnya,selama ini aku, aku sangat menc-“
“aku akan kembali... untukmu. Aku berjanji padamu, saat aku sudah menjadi seorang laki-laki, aku akan kembali kepadamu. Jika aku berbohong, cari aku dan kau boleh membunuhku” ucap sasuke tanpa membalik badan dan itu membuatku terkejut juga menghangat.
“jadi.. jangan sekali-kali kau berani dekat-dekat dan memikirkan pemuda lain selain aku” pintanya atau lebih tepat perintahnya sambil menoleh dan menyeringai ke arahku, seketika wajahku memerah.
“aku akan menyuruh naruto untuk mengawasimu selama aku pergi, jaga dirimu baik-baik sampai aku kembali dan merebutmu dari ayahmu” ucap sasuke sebelum meninggalkan aku yang masih tertegun. Angin siang itu yang tadi panas, entah kenapa saat ini terasa begitu sejuk untukku. Aku tersenyum dan bangkit menyusuri halaman rumah sasuke.
“dasar, tidak ada manis-manisnya.. begitukah cara uchiha mengungkapkan perasaannya” gerutuku sambil tertawa kecil.
“aku mendengarmu,koibito..” aku terkejut mendengar suara sasuke ada di belakangku.
“kyaaa! Sejak kapan, sejak kapan kau ada di sini?” teriakku sambil menudingnya.
“ck, berisik. Ayo bantu aku berkemas” sasuke menarik atau lebih tepatnya menyeretku, benarkan tidak ada manis-manisnya =3=
Sahabat bisa menjadi kekasih, tapi kekasih belum tentu bisa jadi sahabat. Uchiha sasuke, sahabat sekaligus kekasih untukku. Ternyata yang di butuhkan dalam sebuah hubungan adalah kejujuran, kesabaran, pengertian dan juga waktu. Nah,kawan.. bagaimana dengan kalian? Pasti pernahkan mengalami kisah sepertiku? Sahabat jadi cinta.. ahaha, pasaran memang. Tapi itulah yang ku alami.

-OWARI-
Fanfic by Toothless (XI IPA)

3 komentar:

  1. beruntung yah sakura sahabat berubah jadi cinta... aku nggak:(

    BalasHapus
    Balasan
    1. hehehe... begitukah? mungkin Tuhan tidak ingin merusak persahabatan kalian, Tuhan nyiapin yang lebih baik untukmu. :D

      Hapus
  2. beruntung yah sakura sahabat berubah jadi cinta... aku nggak:(

    BalasHapus