Naruto milik Masashi Kishimoto
Sebelumnya..
"sakura, sekarang.kau.pulang.dengan-"
"aku.." potong seseorang dari arah pintu. 5 murid yang ada di kelas
terkejut dan menoleh cepat ke arah sumber suara.
"se-sensei?"
"ayah?"
Chapter 2
orang yang dipanggil tidak menjawab, dia diam dan melangkah menuju
sakura.
"kita pulang sekarang sakura" ucap kakashi menatap dingin ke arah
sasuke.
"ta-tapi,sensei.." ucap ino melas.
"kalian boleh belanja setelah kalian sampai di rumah,jadi lebih baik
sekarang kalian pulang dulu" ucap kakashi sambil senyum pada ino.
"yey! Kalau begitu, ayo kita pulang hinata,tenten!" teriak ino
semangat.
"um!" jawab hinata dan tenten kompak. Lalu mereka bertiga melangkah
pergi.
"nah, ayo kita pulang" kakashi menggandeng tangan sakura dan mulai
melangkah pergi.
"ta-tapi,paman.." ucap sasuke bingung. Kakashi menghentikan
langkahnya.
"sejak kapan aku menikah dengan bibimu, tuan uchiha? Jadi sekarang
lepaskan tangan putriku" kakashi memandang sinis ke arah sasuke.
'heh.. Mulai lagi' batin sakura menatap bosan. Kini posisinya sakura
di antara kakashi dan sasuke. Kakashi memegang tangan kanan dan sasuke
tangan kiri.
"tapi aku ingin mengajak dia kencan,SENSEI.. Dia pacarku!" ucap
sasuke kesal.
"dan aku ayahnya.." jawab kakashi enteng, sambil bertolak pinggang
dengan tangannya yang nganggur. 'ceteerr' bagai di sambar petir , sasuke
membatu. 'ah,benar jg..' batin sasuke menangis. 'hei,apa-apaan ini!
Aargh.. Memalukan' batin sasuke bergejolak. Kakashi dan sakura sweatdrop
melihat sasuke tertunduk dengan background ungu dan di hiasi
garis-garis.
"sa-sasuke? Kau baik-baik saja?" tanya sakura ragu.
"ya, aku baik saja. Dan aku tidak akan menyerah!" teriak sasuke
berapi-api. Omg, sasuke benar-benar OOC. 'tuing' sakura dan kakashi
kembali sweatdrop. 'dia.. Aku ragu dia anak Fugaku' batin kakashi heran.
"sekarang, ayo ikut denganku!" tarik sasuke.
"tidak!" tarik kakashi. Sakura yang di tarik-tarik mulai mendidih.
Giginya sudah gemlutuk dan wajahnya memerah.
"sakura ikut denganku!"
"tidak!"
"lepas!"
"tidak ya tidak!"
1..
2..
3..
"APA-APAAN KALIAN INI!" teriak sakura horor. Kakashi dan sasuke
menciut. 'gleg'
"SEKARANG LEPASKAN TANGANKU" dengan segera mereka melepas tangan
sakura.
"aku tidak akan pulang bersama ayah..!" sasuke menyeringai.
"ataupun kau sasuke!" tegas sakura. Dengan segera seringainya luntur
bak noda terkena rinso cair (?)
"ta-tapi.." ucap kakashi dan sasuke bareng.
"tidak ada tapi-tapian,sekarang aku pulang!" ucap sakura keluar
kelas.
"huft.." kakashi dan sasuke menghela nafas.
"sakura menyeramkan" ucap sasuke
"sama seperti ibunya" jawab kakashi.
"aku harus hati-hati saat menjadi suaminya nanti" ucap sasuke.
"ya, kau harus hati-hati dan bersabar saat kau menjadi suaminya
nanti.. Apa? Suaminya?" teriak kakashi saat menyadari obrolan yang tidak
wajar untuknya (?) sasuke sweatdrop.
"tentu saja aku akan menjadi suami sakura nanti" ucap sasuke santai
sambil memasukkan kedua tangannya ke saku celana.
"tidak akan dan selamat siang!" tegas kakashi melangkah pergi.
"huft.. Apa-apaan guru pervert itu.." gerutu sasuke.
"aku mendengarmu, bocah uchiha!" teriak kakashi dari luar.
"ya tuhan" sasuke membungkam mulutnya sendiri. Apa kalian pikir
sasuke sedang tidak waras dengan tingkah gajenya? Jika ya, aku setuju
dengan kalian ==' #di chidori sasuke. Jangan tiru author. Kembali ke
cerita.
Di tengah jalan yang sepi tampak seorang gadis yang tengah berjalan
sendiri. Wajahnya cemberut dan sesekali kakinya menendang batu kecil
yang ada di depannya. Angin siang menerpa wajah cantiknya, rambutnya
yang halus bergerak mengikuti arah angin. Walaupun siang itu terik, tapi
banyaknya pohon maple yang berjejer di pinggir jalan membuat jalan yang
dilalui sakura menjadi teduh.
"huft.. Mereka itu aneh! Kapan sih akurnya!" gerutu sakura entah
pada siapa. Saat melihat sebuah batu dengan gemas dia menendang batu tak
bersalah itu.
"menyebalkan! Rasakan ini!" teriak sakura menendang batu itu. 'dugh!
Kretak,kretak,kretak'
hening.
"kyaaaa! Sakit! Kakiku remuk rasanya!" teriak sakura yang langsung
loncat-loncat sambil memegang kakinya yang sakit.
"dasar! Batu sialan!" cerca sakura pada si batu, dan kini dia
terlihat seperti orang gila yang sedang bicara dengan batu.
"dasar ceroboh.." ucap seorang pemuda yang ada di belakang sakura.
'blush' pipi sakura bersemu saat melihat wajah si pemuda berambut
panjang itu, wajahnya terlihat begitu tenang dan berwibawa.Apalagi
rambutnya yang tidak ikut di ikat tertiup angin dengan backgroud daun
maple yang berjatuhan. 'gleg'
'ya tuhan,dia tampan sekali.. Apa dia malaikat yang akan mencabut
nyawa ku?' batin sakura terpesona. Bahkan tanpa dia sadari sang pemuda
sudah berada di depannya dengan jarak 40cm.
"kau baik-baik saja?" tanyanya. 'gleg' sakura kembali menelan ludah.
Wajahnya memerah saat menyadari jarak mereka begitu dekat.
"i-i-iya.. A-ak-ku baik-ba-ik saj-saja" jawab sakura susah payah,
jantungnya hampir copot. Sang pemuda terkekeh melihat ekspresi sakura.
"kau tahu? Ekspresimu begitu menggelikan sakura.." ucapnya menahan
tawa.
"da-darimana kau tahu namaku? Apa kau stalker?" tanya sakura
ragu+pede+bangga. Sang pemuda kembali terkekeh. Tangan pemuda itu di
taruh di kepala sakura, dengan gemas sang pemuda mengacak rambut
pinknya.
"hei,apa-apaan kau ini!" protes sakura sambil merapikan rambutnya.
"sebenarnya kau ini siapa?" tanya sakura mulai kesal. Sang pemuda
tersenyum kecil,pandangannya melembut.
"kau akan tahu secepatnya.. Jadi.." ucap sang pemuda menggantung.
"sampai jumpa" ucap sang pemuda mengacak rambut sakura lalu
melangkah pergi, meninggalkan sakura yang terdiam dengan wajah merona.
Emerald sakura tak berkedip skalipun saat memandang punggung yang kini
semakin jauh.
"sebenarnya, si-siapa dia? Kenapa tampak tidak asing lagi.. Perasaan
ini.." ucap sakura sambil meremas seragam tepat di dadanya. Angin siang
kembali menyapanya bersama daun-daun maple yang menari-nari berjatuhan.
"masih tetap pelupa.. Dan semakin manis.." gumam si pemuda tersenyum
lembut.
"Haruno Sakura.."
Di sebuah caffe..
"apa?! Benarkah? Siapa namanya?" tanya ino heboh.
"hei,ino.. Bisa kau tenang sedikit? Kau memalukan.." gerutu tenten
menatap ino malas sambil menyeruput orange juicenya.
"ten-tenten-chan benar,ino-chan.. Biarkan sakura-chan menyelesaikan
ceritanya dulu.." ucap hinata pelan.
"baiklah-baiklah.." ino dengan malas kembali duduk di
kursinya."jadi.. Dmn kau bertemu dengannya?" tanya tenten.
"jalan yang biasa kita lalui saat berangkat sekolah.." jawab sakura
sambil mengaduk minumannya dengan tatapan sendu.
"hei, kau kenapa,forehead?" tanya ino yang mulai merasa aneh dengan
sikap sakura yang daritadi diam.
"um, sa-sakura-chan sakit? Daritadi diam?" tanya hinata cemas.
Sakura tersenyum.
"aku baik-baik saja.. Hanya saja,saat bertemu pemuda itu.. Aku
merasa tidak asing dengan dia dan perasaan aneh itu.." ucap sakura
menyenderkan diri pada punggung kursi.
"hei,hei.. Perasaan aneh apa itu? Ingat, kau sudah dengan sasuke..
Mau kau kemanakan dia,he?" ucap tenten ketus.
"benar, apa kau ingin berpaling dari pantat ayam? Ya walaupun dia
menyebalkan, tapi dia begitu mencintaimu sakura.. Kau ingat saat kau
demam? Dia begitu panik.." ucap ino. Sakura tersenyum membayangkan wajah
sasuke saat itu, dia begitu panik. Marah-marah pada sahabatnya bahkan
pada kakashi karena tidak segera membawa sakura ke rumah sakit.
Tbc..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar