Jum’at, 07 Mei 2010
Pukul 07.05
“sial,sial,sial.. aku terlambat lagi!” ucap ayaka sambil berlari menuju sekolahnya.
‘kreeeiit..’ dengan pelan ia membuka gerbang.
“eh? Kenapa sepi?” tanya ayaka bingung entah pada
siapa.
“hari ini libur.. kemarin aku lupa memberi tahumu..”
jawab seseorang di belakang ayaka, ayaka terlonjak kaget.
“sid?” Sid tersenyum lalu menarik ayaka menjauhi
sekolah.
“mau kemana?” tanya ayaka bingung.
“kemana saja..” jawab sid terus berjalan menelusuri
jalan kecil yang setiap sisi di tumbuhi pohon. Di sepanjang perjalanan tak ada
yang berbicara, sid melirik ke arah
ayaka yang memasang wajah bingung.
“jadi...” pandangan ayaka beralih ke arah sid yang
membuka suara.
“apa makanan favoritemu?” tanya sid.
“bakso dan sate ayam..” jawab ayaka polos, sid
terkekeh.
“selera yang bagus.. kau suka ice cream?” ucap sid
sambil melihat ke arah penjual ice cream di persimpangan jalan.
“sangat!” teriak ayaka ceria.
“baiklah, ayo kesana..!” ajak sid setengah berlari.
Setelah membeli mereka duduk di bangku yang ada di bawah sebuah pohon.
“capekk..” keluh ayaka.
“maaf..” ucap sid pelan.
“ahaha.. tak apa, aku senang kok.. apalagi dapat ice
cream gratis” ayaka nyengir, di ikuti
sid yang tersenyum.
“kau tahu, kau begitu manis.. chris memang bodoh..
selalu mencapakkanmu..” ucap sid menatap langit, ayaka berhenti memakan ice
creamnya.
“apa maksudmu?” tanya ayaka tidak mengerti.
“aku tahu kau sangat menyukai chris bahkan mungkin
kau mulai mencintainya...”
“dan aku bahkan sering melihatmu menangis di
halte..” ucap sid. ayaka memandang tak
percaya, lalu matanya meredup dan tertunduk. Hening, hanya suara gemersik daun
yang terdengar.
“maaf.. seharusnya aku tak ikut campur dalam
masalahmu..” ucap sid menyesal, ayaka berdiri.
“aku harus pulang..” ucapnya melangkah menjauh, lalu
berlari kecil menyeberangi jalan. Sid berdiri saat melihat mobil yang hendak
menabrak ayaka.
“ayaka awas!!” teriak sid sambil berlari cepat.
‘Diiiiinnn’
“ah?!!” ayaka menoleh ke arah mobil dan menutup
mata, tiba-tiba tubuhnya terhempas.
‘Bruuuk!’
‘ciiiit’
Dengan perlahan ayaka membuka mata, dan begitu
terkejutnya saat dia melihat tubuh sid berlumuran darah. Dan sebuah mobil sedan
melaju pergi meninggalkan mereka sendirian.
“siiiiid!” teriaknya berlari menghampiri sid yang terkapar di pinggir jalan.
“sid..” ucap ayaka lemah, air matanya mulai
mengalir. Sid membuka matanya dan tersenyum.
“ka..u bai..k baik saj..a?” tanya sid, ayaka duduk
bersimpuh.
“hiks.. bodoh.. kau bodoh!” teriak ayaka.
“harusnya kau biarkan aku tertabrak! Jadi kau tak
akan begini!” air mata ayaka terus mengalir.
“bertahanlah, aku akan mencari bantuan” namun sid
menahan tangan ayaka.
“ba...gai..mana mungki..n aku membia..rkan ga..dis
ma..lang sep..ertimu tertabrak, he?” gurau sid menahan sakit, ayaka merasa
begitu bersalah. Pandangan sid melembut.
“ak..u ingin melihat..mu te..rsenyum ayaka... a..ku
sedih ji..ka terus meli..hatmu menangis..” ucap sid susah payah. Ayaka menunduk
dengan bahu yang bergetar.
“kenapa.. kenapa kau lakukan itu,sid?” tanya ayaka
berurai air mata. Sid kembali tersenyum, nafasnya mulai terasa berat dan
pandangannya mengabur.
“karena a..ku.. “
“ber..usahalah aya..ka..” ucap sid menutup mata.
Mata ayaka melebar.
“sid.. ku mohon buka matamu..” ucap ayaka semakin
terisak.
“sid! buka matamu!” teriaknya frustasi.
“ku mohon.. ku mohon..” suara ayaka melemah.
“sid... ku mohon” ayaka menangis di dada sid.
***
Setelah pemakaman sid..
“ini salahku.. hiks..” ucap ayaka.
“ayaka.. jangan salahkan dirimu terus, ini memang
takdir untuk sid..” ucap vivian.
“vivian benar... ini sudah di takdirkan..” ucap osie
sedih, karena dia diam-diam menyukai sid.
“hiks.. semuanya akan baik-baik saja..” ucap osie
mulai menangis.
“osie..” ayaka memeluk osie.
“maafkan aku.. aku sudah mencelakai orang yang kau
sayang..” gumam ayaka, osie terkejut.
“maafkan aku..” ucap ayaka sekali lagi, osie hanya
membalas erat pelukan ayaka dan menangis dalam diam.
***
Tidak ada komentar:
Posting Komentar