Cari Blog Ini

MANGAKU.WEB.ID

Sabtu, 04 Agustus 2012

Because You're Mine chapter 2

Naruto milik Masashi Kishimoto

Sebelumnya..
"sakura, sekarang.kau.pulang.dengan-"
"aku.." potong seseorang dari arah pintu. 5 murid yang ada di kelas terkejut dan menoleh cepat ke arah sumber suara.
"se-sensei?"
"ayah?"



Chapter 2
orang yang dipanggil tidak menjawab, dia diam dan melangkah menuju sakura.
"kita pulang sekarang sakura" ucap kakashi menatap dingin ke arah sasuke.
"ta-tapi,sensei.." ucap ino melas.
"kalian boleh belanja setelah kalian sampai di rumah,jadi lebih baik sekarang kalian pulang dulu" ucap kakashi sambil senyum pada ino.
"yey! Kalau begitu, ayo kita pulang hinata,tenten!" teriak ino semangat.
"um!" jawab hinata dan tenten kompak. Lalu mereka bertiga melangkah pergi.
"nah, ayo kita pulang" kakashi menggandeng tangan sakura dan mulai melangkah pergi.
"ta-tapi,paman.." ucap sasuke bingung. Kakashi menghentikan langkahnya.
"sejak kapan aku menikah dengan bibimu, tuan uchiha? Jadi sekarang lepaskan tangan putriku" kakashi memandang sinis ke arah sasuke.
'heh.. Mulai lagi' batin sakura menatap bosan. Kini posisinya sakura di antara kakashi dan sasuke. Kakashi memegang tangan kanan dan sasuke tangan kiri.
"tapi aku ingin mengajak dia kencan,SENSEI.. Dia pacarku!" ucap sasuke kesal.
"dan aku ayahnya.." jawab kakashi enteng, sambil bertolak pinggang dengan tangannya yang nganggur. 'ceteerr' bagai di sambar petir , sasuke membatu. 'ah,benar jg..' batin sasuke menangis. 'hei,apa-apaan ini! Aargh.. Memalukan' batin sasuke bergejolak. Kakashi dan sakura sweatdrop melihat sasuke tertunduk dengan background ungu dan di hiasi garis-garis.
"sa-sasuke? Kau baik-baik saja?" tanya sakura ragu.
"ya, aku baik saja. Dan aku tidak akan menyerah!" teriak sasuke berapi-api. Omg, sasuke benar-benar OOC. 'tuing' sakura dan kakashi kembali sweatdrop. 'dia.. Aku ragu dia anak Fugaku' batin kakashi heran.
"sekarang, ayo ikut denganku!" tarik sasuke.
"tidak!" tarik kakashi. Sakura yang di tarik-tarik mulai mendidih. Giginya sudah gemlutuk dan wajahnya memerah.
"sakura ikut denganku!"
"tidak!"
"lepas!"
"tidak ya tidak!"
1..
2..
3..
"APA-APAAN KALIAN INI!" teriak sakura horor. Kakashi dan sasuke menciut. 'gleg'
"SEKARANG LEPASKAN TANGANKU" dengan segera mereka melepas tangan sakura.
"aku tidak akan pulang bersama ayah..!" sasuke menyeringai.
"ataupun kau sasuke!" tegas sakura. Dengan segera seringainya luntur bak noda terkena rinso cair (?)
"ta-tapi.." ucap kakashi dan sasuke bareng.
"tidak ada tapi-tapian,sekarang aku pulang!" ucap sakura keluar kelas.
"huft.." kakashi dan sasuke menghela nafas.
"sakura menyeramkan" ucap sasuke
"sama seperti ibunya" jawab kakashi.
"aku harus hati-hati saat menjadi suaminya nanti" ucap sasuke.
"ya, kau harus hati-hati dan bersabar saat kau menjadi suaminya nanti.. Apa? Suaminya?" teriak kakashi saat menyadari obrolan yang tidak wajar untuknya (?) sasuke sweatdrop.
"tentu saja aku akan menjadi suami sakura nanti" ucap sasuke santai sambil memasukkan kedua tangannya ke saku celana.
"tidak akan dan selamat siang!" tegas kakashi melangkah pergi.
"huft.. Apa-apaan guru pervert itu.." gerutu sasuke.
"aku mendengarmu, bocah uchiha!" teriak kakashi dari luar.
"ya tuhan" sasuke membungkam mulutnya sendiri. Apa kalian pikir sasuke sedang tidak waras dengan tingkah gajenya? Jika ya, aku setuju dengan kalian ==' #di chidori sasuke. Jangan tiru author. Kembali ke cerita.

Di tengah jalan yang sepi tampak seorang gadis yang tengah berjalan sendiri. Wajahnya cemberut dan sesekali kakinya menendang batu kecil yang ada di depannya. Angin siang menerpa wajah cantiknya, rambutnya yang halus bergerak mengikuti arah angin. Walaupun siang itu terik, tapi banyaknya pohon maple yang berjejer di pinggir jalan membuat jalan yang dilalui sakura menjadi teduh.
"huft.. Mereka itu aneh! Kapan sih akurnya!" gerutu sakura entah pada siapa. Saat melihat sebuah batu dengan gemas dia menendang batu tak bersalah itu.
"menyebalkan! Rasakan ini!" teriak sakura menendang batu itu. 'dugh! Kretak,kretak,kretak'
hening.
"kyaaaa! Sakit! Kakiku remuk rasanya!" teriak sakura yang langsung loncat-loncat sambil memegang kakinya yang sakit.
"dasar! Batu sialan!" cerca sakura pada si batu, dan kini dia terlihat seperti orang gila yang sedang bicara dengan batu.
"dasar ceroboh.." ucap seorang pemuda yang ada di belakang sakura. 'blush' pipi sakura bersemu saat melihat wajah si pemuda berambut panjang itu, wajahnya terlihat begitu tenang dan berwibawa.Apalagi rambutnya yang tidak ikut di ikat tertiup angin dengan backgroud daun maple yang berjatuhan. 'gleg'
'ya tuhan,dia tampan sekali.. Apa dia malaikat yang akan mencabut nyawa ku?' batin sakura terpesona. Bahkan tanpa dia sadari sang pemuda sudah berada di depannya dengan jarak 40cm.
"kau baik-baik saja?" tanyanya. 'gleg' sakura kembali menelan ludah. Wajahnya memerah saat menyadari jarak mereka begitu dekat.
"i-i-iya.. A-ak-ku baik-ba-ik saj-saja" jawab sakura susah payah, jantungnya hampir copot. Sang pemuda terkekeh melihat ekspresi sakura.
"kau tahu? Ekspresimu begitu menggelikan sakura.." ucapnya menahan tawa.
"da-darimana kau tahu namaku? Apa kau stalker?" tanya sakura ragu+pede+bangga. Sang pemuda kembali terkekeh. Tangan pemuda itu di taruh di kepala sakura, dengan gemas sang pemuda mengacak rambut pinknya.
"hei,apa-apaan kau ini!" protes sakura sambil merapikan rambutnya.
"sebenarnya kau ini siapa?" tanya sakura mulai kesal. Sang pemuda tersenyum kecil,pandangannya melembut.
"kau akan tahu secepatnya.. Jadi.." ucap sang pemuda menggantung.
"sampai jumpa" ucap sang pemuda mengacak rambut sakura lalu melangkah pergi, meninggalkan sakura yang terdiam dengan wajah merona. Emerald sakura tak berkedip skalipun saat memandang punggung yang kini semakin jauh.
"sebenarnya, si-siapa dia? Kenapa tampak tidak asing lagi.. Perasaan ini.." ucap sakura sambil meremas seragam tepat di dadanya. Angin siang kembali menyapanya bersama daun-daun maple yang menari-nari berjatuhan.
"masih tetap pelupa.. Dan semakin manis.." gumam si pemuda tersenyum lembut.
"Haruno Sakura.."

Di sebuah caffe..
"apa?! Benarkah? Siapa namanya?" tanya ino heboh.
"hei,ino.. Bisa kau tenang sedikit? Kau memalukan.." gerutu tenten menatap ino malas sambil menyeruput orange juicenya.
"ten-tenten-chan benar,ino-chan.. Biarkan sakura-chan menyelesaikan ceritanya dulu.." ucap hinata pelan.
"baiklah-baiklah.." ino dengan malas kembali duduk di kursinya."jadi.. Dmn kau bertemu dengannya?" tanya tenten.
"jalan yang biasa kita lalui saat berangkat sekolah.." jawab sakura sambil mengaduk minumannya dengan tatapan sendu.
"hei, kau kenapa,forehead?" tanya ino yang mulai merasa aneh dengan sikap sakura yang daritadi diam.
"um, sa-sakura-chan sakit? Daritadi diam?" tanya hinata cemas. Sakura tersenyum.
"aku baik-baik saja.. Hanya saja,saat bertemu pemuda itu.. Aku merasa tidak asing dengan dia dan perasaan aneh itu.." ucap sakura menyenderkan diri pada punggung kursi.
"hei,hei.. Perasaan aneh apa itu? Ingat, kau sudah dengan sasuke.. Mau kau kemanakan dia,he?" ucap tenten ketus.
"benar, apa kau ingin berpaling dari pantat ayam? Ya walaupun dia menyebalkan, tapi dia begitu mencintaimu sakura.. Kau ingat saat kau demam? Dia begitu panik.." ucap ino. Sakura tersenyum membayangkan wajah sasuke saat itu, dia begitu panik. Marah-marah pada sahabatnya bahkan pada kakashi karena tidak segera membawa sakura ke rumah sakit.


Tbc..

Tidak ada komentar:

Posting Komentar